TUNTUTAN PROFESIONALITAS DAN MENGHARGAI ANTAR PROFESI

 Selamat malam dan salam sejahtera,

 
“Pengembangan isu dan diskusi ini bukan untuk menyalahkan, tetapi untuk mempertimbangkan dan peningkatan kualitas keprofesionalan masing-masing.”
 
Terkait dengan profesi HR, pemilik perusahaan, dan beberapa klien di luar sana, dan kita sebagai profesional di bidang masing-masing.
 
Sebagai seorang profesional, kita harus menunjukan keprofesionalan kita. Hal ini lah yang selalu dituntut oleh semua orang. Selama berkarir, saya telah terjun dan mengamati langsung banyak peristiwa/langkah dari melamar pekerjaan hingga menawarkan proyek pada klien.
 
Terdapat tahapan tertentu yang menentukan segalanya. Ketika berurusan dengan nominal atas permintaan 'mereka', kenapa tidak langsung mereka menanyakan mengenai proses negosiasi setelah berkoordinasi bersama pada tahap 'dealing'?
 
Apakah ini standar mereka untuk 'takut' mengkomunikasikan hal ini ? Padahal mereka yang memintanya. Kebanyakan mereka akan lari dan tidak ada kabar untuk cenderung 'tidak membahas hal ini'. Ketika meminta konfirmasi, ada yang mengatakan bahwa kami telah memilih kandidat lain, padahal proses rekruitmen mereka masih
berjalan, kenapa hal ini terjadi ? Kenapa harus saya yang menanyakan ? sampai pada akhirnya sebagian besar klien pun diam seribu bahasa dan memilih tidak mengklarifikasinya.
 
Apakah profesional arsitek/lanskap/desainer di Indonesia selalu dipandang sebalah mata ? atau kembali lagi kita menyalahkan oknum ?
 
saya menyadari untuk berkompetisi diprofesi kami sendiri, saya selalu melakukan update informasi dan pengembangan skill dan re-thinking idea sampai dengan selalu berurusan dengan solusi dan problematika di lapang. Sepertinya pengalaman menjadi 'tidak berguna' dibandingkan sebuah nilai uang yang mana 'harus serba murah' ? (note : profesi sudah dianggap seperti barang)
 
Padahal dengan memilih kandidat / profesional yang 'tepat', hal ini merupakan 'INVESTASI', bukan sekedar proses transaksi ?? Saya jadi menyimpulkan, hal ini lah banyak menjadikan 'staf/bawahan/terkadang suatu profesional' dipandang sebagai 'barang' yang berhak 'dikontrol'. Sehingga menjerumuskan istilah "kalau saya tidak suka, maka saya akan tendang kamu".
 
Mohon hal ini menjadi perenungan dan diskusi bagi profesional, klien, HR, dan perusahaan yang merekrut 'kualitas' bukan sekedar dinilai dari suatu fee yang mereka bayarkan. Diskusi ini bukan untuk menyalahkan, tetapi untuk mempertimbangkan dan peningkatan kualitas keprofesionalan masing-masing. Apabila ingin dihargai, maka hargailah orang lain, konsep ini yang selalu saya pegang.
Tetapi apabila kecenderungan akan dimanfaatkan (ini merupakan sensitifitas yang harus terus diasah), maka harus bertindak.

Terimakasih atas waktunya untuk membaca ini
#hr #profesi #professional #indonesia #pekerjaan #work #client #human #company #opportunity #project

Comments

Popular Posts