M E M I M P I K A N H I D U P ? - 01

 CHAPTER 1

Terjerumus

 

Tidak semua yang kalian anggap bahagia, memang dimulai dari kebahagiaan?”. Kebanyakan orang ingin menjadi bahagia, di antara mereka bahkan ingin dilahirkan dari orang yang telah terlanjur bahagia. Apakah menjadi bahagia itu mudah? Apakah bahagia menjadi ukuran yang semuanya serba mudah didapat?

 

Banyak obrolan-obrolan ‘santai’ dan ‘gak penting’ dari penulis selama pengalamannya berteman, berkarir, berkomunitas, apalagi hubungan antar anggota keluarga, saatnya dia tuangkan dalam cerita ini. Cerita yang berkembang menjadi ide yang ‘berbeda’ untuk sahabat baca. Banyak persepsi yang akan dibentuk, akan dianggap ‘lain’ juga oleh pembaca lainnya. Penulis belum mencapai puncak mimpinya, tetapi dia berharap cerita ini akan menjadi ‘imajinasi yang liar’, kalian bebas menyimpulkan, bebas membayangkannya, bahkan semoga dapat menjadi inspirasi yang anti mainstream.

 

Kenapa dimulai dengan istilah ‘mengobrol’? Kita tidak akan menyesalinya, mungkin saja kita terlalu sibuk dengan orang di sekitar. Membicarakannya menjadi ‘sesuatu’ yang akhirnya kamu peduli bahkan menjadi iri. Mengobrol bisa kapan dan dimana saja, akhirnya mengobrol tidak hanya sekedar muncul karena kepentingan, bahkan muncul dari sebuah pepesan kosong belaka. Bisa jadi sampai pada titik tertentu, itu akan membuat kita jatuh sedalam-dalamnya dengan perasaan kecewa karena merasa tidak tercapai tujuannya.

 

“Menjadi apa yang kita percaya atau menjadi seperti apa yang kita kira ?”

 

Penjelasannya sebelum menjadi siapa dan apa, apakah kita siap? Selamanya kita akan terjerumus dalam keinginan dari sekitar kita. Seperti apa yang mereka kira, akhirnya akan membuat kita mengikutinya yang akan dihantui perasaaan bersalah. Reputasi menjadi dipertanyakan bahkan terpinggirkan karena keluar dari hal yang biasa. Kita berhadapan dengan apa yang kita lihat, rasakan, dengarkan, sentuh, bahkan menciumnya, tanpa ada perasaan untuk mempercayainya. Percaya akan datang ketika merespon kebenaran, jadi bagaimana ‘kebenaran’ itu benar-benar terjadi?

 

Mengobrol membuat kita ingin mengetahui segalanya, penasaran terhadap semuanya, sampai membuat kita melupakan waktu yang terus maju ke depan. 

 

‘Mengobrol’, sebenarnya semacam aksi untuk menyalurkan ide dan buah pikir yang langsung bisa kalian eksekusi, tanpa harus menunggu ‘moment’. Yes, banyak orang menunggu ‘moment’, tapi akhirnya berakhir dengan buah pikir lainnya dengan lupa melakukan buah pikir sebelumnya. Hal ini justru merupakan kenikmatan dari sebuah obrolan santai.

 

Bahagia bukanlah ukuran, tetapi hanya sebuah pencapaian karena melihat orang lain bisa meraihnya. Anggap saja itu menjadi motivasi atau bahkan perasaan iri. Tidak ada yang salah, hiduplah sesuai dengan realitas yang ada. Cukup dengan melihat apa saja yang berada di sekitar kita. Kita mampu memanfaatkannya atau tidak. Bahagia dapat dimulai dari sebuah mimpi, mimpi merefleksikan gambaran ide karena kita merasakannya dari panca indera kita. Mimpi bisa jadi hanya khayalan, bahkan usaha untuk terjerumus dalam ‘kebutuhan’. Kenapa harus dengan kebutuhan? Simplenya, kita ingin apa yang kita raih terasa mudah dan praktis. Well, semuanya butuh step yang jelas dan pasti.

 

Tidak salah untuk segera merubah pilihan dalam menjalani hidup. Hidup Cuma sekali, kita hanya selalu terus menerus dibayangi perasaan was-was karena kekhawatiran yang dibentuk sejak kecil. Kita ini hidup, yang akhirnya terbebani dari banyak aturan dan demi menjaga nama. Sudahkah anda merasa bahagia?

Comments

Popular Posts